Growing Up

“Setiap orang pasti pernah mengalami kehilangan, kepergian atau kematian dalam suatu bentuk apapun. Seiring bertambahnya usia, saya selalu berharap semuanya akan menjadi lebih mudah: berduka mungkin jadi tidak terlalu lama, memori orang-orang yang sudah pergi mungkin tidak akan kembali lagi. Tapi ternyata hidup memang sulit ditebak dan terkadang perlu bingung supaya kita bisa benar-benar memberi ruang untuk merenungi ini semua.” -Rara, Daramuda

Kehilangan. Tidak ada yang kekal di dunia ini. Kita bisa kehilangan teman, keluarga, pekerjaan, bahkan harta kapapun kalau memang sudah waktunya. Ya, hidup ini tidak bisa ditebak. Namun, ketika kamu tau kamu akan kehilangan, pernakah kamu menyiapkannya?apa saja yang kamu persiapkan sebelum waktunya tiba? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala saya akhir-akhir ini. Tentang kehidupan, tentang kematian, tentang kehilangan, tentang menjadi dewasa.

Saya rasa, kita adalah anak kecil yang terjebak pada tubuh orang dewasa. Kita dipaksa untuk menjadi orang dewasa, padahal kita tidak tau caranya bagaimana, tidak ada buku manual bagaimana menjadi orang dewasa yang baik dan benar. Apakah belajar menjadi dewasa menjadi suatu kewajiban? Terbentur lalu terbentuk. Hidup tidak selamanya indah, sebaik apapun kita merencanakan hidup kita untuk masa mendatang, pasti selalu ada saja halangan dan rintangan. Namun, apakah rintangan tersebut akan membuat kita menjadi dewasa?atau mungkin sebaliknya?

Growing up, what are we supposed to see, to feel, to meet, to miss, to keep, to leave. Growing up, how are we supposed to give, to take, collate, to love, to breath, to be.

Leave a comment